Minggu, 18 Maret 2012

askep gagal ginjal akut


GAGAL GINJAL AKUT


I.    DEFINISI
ð   Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya
ð   Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa.

II.  ETIOLOGI
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :
ðKondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)
Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
§  Penipisan volume
§  Hemoragi
§  Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
§  Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
§  Gangguan efisiensi jantung
§  Infark miokard
§  Gagal jantung kongestif
§  Disritmia
§  Syok kardiogenik
§  Vasodilatasi
§  Sepsis
§  Anafilaksis
§  Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi
ðKondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
§  Cedera akibat terbakar dan benturan
§  Reaksi transfusi yang parah
§  Agen nefrotoksik
§  Antibiotik aminoglikosida
§  Agen kontras radiopaque
§  Logam berat (timah, merkuri)
§  Obat NSAID
§  Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
§  Pielonefritis akut
§  glumerulonefritis
ðKondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
§  Batu traktus urinarius
§  Tumor
§  BPH
§  Striktur
§  Bekuan darah

III.   PATOFISIOLOGI
Terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut sebagai berikut :
ð   Periode Awal
Merupakan awal kejadian penyakit dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.
ð   Periode Oliguri
Pada periode ini volume urin kurang dari 400 ml/24 jam, disertai dengan peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.


ð   Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
ð   Periode Penyembuhan
-          Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan berlangsung selama 3 - 12 bulan
-          Nilai laboratorium akan kembali normal
-          Namun terjadi penurunan GFR permanen 1% - 3%


IV. MANIFESTASI KLINIK
ð   Perubahan  haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan gravitasinya rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
ð   Peningkatan BUN, creatinin
ð   Kelebihan volume cairan
ð   Hiperkalemia
ð   Serum calsium menurun, phospat meningkat
ð   Asidosis metabolik
ð   Anemia
ð   Letargi
ð   Mual persisten, muntah dan diare
ð   Nafas berbau urin
ð   Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang




V.   EVALUASI DIAGNOSTIK
ð   Urinalisis
ð   Kimia darah
ð   IVP, USG, CT

VI. PENATALAKSANAAN
ð   Mempertahankan keseimbangan cairan
Penatalaksanaan keseimbangan cairan didasarkan pada pengukuran berat badan harian, pengukuran tekanan vena sentral, konsentrasi urin dan serum, cairan yang hilang, tekanan darah, dan status klinis pasien.
Masukan dan haluaran oral dan parenteral dari urin, drainase lambung, feses, drainase luka, dan perspirasi dihitung dan digunakan sebagai dasar untuk terapi penggantian cairan.
ð   Penanganan hiperkalemia :
Peningkatan kadar kalium dapat dikurangi dengan hal-hal berikut :
-          Glukosa, insulin, kalsium glukonat, natrium bikarbonat (sebagai tindakan darurat sementara untuk menangani heperkalemia)
-          Natrium polistriren sulfonat (kayexalate) (terapi jangka pendek dan digunakan bersamaan dengan tindakan jangka panjang lain)
-          Pembatasan diit kalium
-          Dialisis
ð  Menurunkan laju metabolisme
§  Tirah baring
§  Demam dan infeksi harus dicegah atau ditangani secepatnya
ð   Pertimbangan nutrisional
§  Diet protein dibatasi sampai 1 gram/kg selama fase oligurik.
§  Tinggi karbohidrat
§  Makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jus jeruk, kopi) dibatasi, maksimal 2 gram/hari
§  Bila perlu nutrisi parenteral


ð   Merawat kulit
§  Masase area tonjolan tulang
§  Alih baring dengan sering
§  Mandi dengan air dingin
ð    Koreksi asidosis
§  Memantau gas darah arteri
§  Tindakan ventilasi yang tepat bila terjadi masalah pernafasan
§  Sodium bicarbonat, sodium laktat dan sodium asetat dapat diberikan untuk mengurangi keasaman
ð    Dialisis
Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi gagal ginjal akut yang serius, seperti hiperkalemia, perikarditis, dan kejang. Dialisis memperbaiki abnormalitas biokimia, menghilangkan kecenderungan perdarahan, dan membantu penyembuhan luka.
Hal-hal berikut ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk segera dilakukan dialisis :
1.        Volume overload
2.        Kalium > 6 mEq/L
3.        Asidosis metabolik (serum bicarbonat kurang dari 15 mEq/L)
4.        BUN > 120 mg/dl
5.        Perubahan mental signifikan












Tidak ada komentar:

Posting Komentar